Belum juga habis segelas, kawan-kawan lain mulai bermunculan. Tantri,
atau lebih ingin disebut Nikita Wily muncul dengan kresek dan tas hitam
kesukaanya. Lalu tak lama sesudahnya, Abet silet, dengan kaos oblong dan
tas ransel hitam datang dengan membawa segelas air putih. Ya, laki-laki
ini memang agak bukan penikmat kopi, sekaligus juga bukan perokok. Lalu
setelah itu, ada Teh Noi, datang dengan jaket kulit berwarna hitam
serta tas ransel warna putih. Terakhir, Apay datang dengan tas zebra
bersepatu kasual.
Semua anggota tim telah berkumpul. Perjalanan tampaknya akan segera di jelang. Ya, hari ini kami akan berangkat menuju SD Karya Winaya Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung. Tujuan utama keberangkatan kami hari ini untuk memfasilitasi SD Karya Winaya membuat perencanaan sekolah aman, atau saya lebih senang menyebutnya dengan membangun mimpi sekolah aman. Proses perencanaan sekolah aman ini, sebenarnya merupakan pekerjaan kami tahap kedua. Pekerjaan kami di tahap awal adalah melakukan kajian kebencanaan disetiap sekolah.
Kami berlima bergegas menyiapkan semua perlengkapan. Plano, spidol, lakban kertas, kamera serta perlengkapan lainnya segera diangkut ke mobil. Hari ini yang akan membawa kami menuju SD Karya Winaya adalah Teh Noi. Ya, Teh Noi yang akan nyetir. Perempuan ini memang hebat, hampir semua kendaraan yang lajim dipakai oleh orang-orang semua dapat ia kendarai. Adapun kendaraan umum yang tidak bisa dikendarai mungkin hanyalah satu, yaitu Beca.
Perjalanan menuju Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung, tempat SD Karyawinaya segera di Jelang. Kondisi jalan disepanjang Buah Batu tidak terlalu padat. Mobil bisa berjalan dengan cukup lancar. Selepas Buah Batu, memasuki Bale Endah jalanan lebih lenggang. Sedikit kemacetan baru terjadi di sekitar pasar dan alun-alun Banjaran. Mobil tidak bisa dipacu kencang. Teh Noi dengan cukup sabar dan telaten menjalankan mobil. Saking sabar dan telaten, kawan-kawan yang duduk dibelakang masing-masing telah memejamkan mata mereka. Entah apa yang mereka mimpikan ditidurnya.
Selepas Banjaran memasuki Kecamatan Cimaung jalan sangat lenggang, mobil dipacu lebih cepa. Akhirnya dalam hitungan menit kami telah sampai di SD Karyawinaya. Segera saja keempat kawan dibangunkan. Semua perlengkapan segera diangkut kesekolah.
Tampaknya semua guru sedang sibuk mengajar. Kami segera menuju ruang
belakang sekolah, yaitu mushola. Kami memang sering berdiskusi di ruang
belakang sekolah tersebut, karena ruang kepala sekolah sedang
diperbaiki.
Didalam ruangan ternyata sudah ada ibu kepala sekolah. Ibu Dahlia
namanya segera menyambut kami. Selian menyambut dengan senyuman khasnya,
Bu Dahlia menyambut kami dengan menyediakan beberapa pengganan yang
menurut penulis sangat menarik. Ada tape ketan hitam, sasagon, ubi rebus
dan yang paling disukai oleh semua orang, yaitu rujak cuka.
Tanpa basa-basi pengganan tersebut kami santap dengan cukup riang.
Sambil bercerita tentang sekelumit perjalanan hidup beberapa guru,
beberapa sagon serta sepisin tape ketan sudah kami habiskan. Segera
setelah sekelumit cerita hidup selesai diceritakan, salah satu guru
mengajak kami untuk segera memasuki ruangan tempat dimana akan dilakukan
musyawarah perencanaan sekolah aman.
Kami segera menuju ruangan beramai-ramai. Namun ketika memasuki ruangan
ternyata telah tersedia nasi dengan beberapa lauknya yang cukup
menggoda. Tanpa terlalu banyak bicara, Bu Dahlia memimpin kami untuk
menyelesaiakn ritual penting ini. Ikan pesmol, goreng tahu, oseng jamur,
serta asin asem manis segera kami nikmati. Tentu saja kami menikmatinya
dengan hati yang riang.
Acara inti segera dimulai. Bu Dahlia mengajak kami untuk merapikan
tempat duduk serta memperisilahkan Tantri untuk kedepan. Tanpa
berbasa-basi, Bu Dahlia membuka acara sambil mengajak kami membacakan
Basmalah bersama-sama, lalu dilanjutka dengan pembacaan maksud dan
tujuan musyawarah yang akan dilakukan, lalu dilanjutkan dengan
memaparkan proses yang akan dilalui bersama-sama selama kurang lebih
tiga jam.
Sesi inti pertama adalah pemaparan hasil kajian yang telah kami lakukan
terlebih dahulu. Dengan cukup cekatan dan jelas, Tantri mulai memaparka
temuan. Pertama kali, Tantri memaparkan kondisi umum Karya Winaya, lalu
dilanjutkan dengan paparan kajian Struktural, dilanjutkan dengan
pemaparan hasil kajian non struktural.
Inti paparan Tantri mengatakan bahwa secara struktural, bangunan di SD
Karyawinaya sebagian besar belum memenuhi prasyarat struktur bangunan
sekolah aman. Namun beberapa bagian penting struktur sekolah aman telah
terpenuhi. Contohnya adalah dalam masalah pembesian. Namun dalam
beberapa bagian besar komponen arsitektural belum terpenuhi.
Semntara itu, pada komponen non struktural yang dilihat dari sejauh mana
pengetahuan, sikap dan tindakan dalam kebencanaan, diketahui bahwa
pengetahuan tentang kebencanaan di SD Karyawinaya masih minim. Hal ini
seiring dengan wilayah sikap dan tindakan dalam kebencanaan. Hal lainnya
dalam wilayah non struktural adalah dokumen kebijakan sekolah serta
perencanaan sekolah. Hasil kajian mengatakan bahwa sekolah belum
memiliki dokumen kebijakan tentang sekolah aman.
Setelah Tantri memaparkan hasil temuan tersebut, sesi tanya jawab di
mulai. Secara umum tidak ada sanggahan atas temuan Tantri tersebut.
Semuanya sepakat dengan hasil temuan. Adapun yang ikut unjuk bicara
hanya memberikan tambahan data.
Sesi berikutnya adalah membuat peta evakuasi bencana. Hal ini didahului
dengan proses pembiatan sketsa sekolah secara dasar. Dalam proses ini
semua komunitas sekolah dilibatkan, mulai dari siswa-siswi, guru-guru,
kepala dan komite sekolah semua terlibat. Proses pembuatan peta evakuasi
bencana ini menjadi cukup riuh, karena semua terlibat dengan aktif.
Pemaparan hasil kajian sekolah sudah selesai. Proses selanjutnya segera
dijelang. Pak Agus segera didaulat oleh forum untuk memandu proses
pembuatan visi dan misi tersebut. Pak Agus tampaknya telah cukup
berpengalaman dalam membuat visi dan misi. Segera saja perdebatan
diarahkan dalam pemilihan kata kunci di Visi.
Ada tiga kata kunci yang diberkembang di forum. Pertama, adalah
membangun. Kedua, menciptakan. Ketiga, adalah mengembangkan. Setelah
berdebat cukup sengit, akhirnya forum memilih kata kunci mengembangakn.
Setelah itu lalu kemudian disepakati tentang redaksional dari visi itu
sendiri. Rupa-rupanya, kata visi tersebut menjadi kunci pembuka cukup
penting bagi proses berikutnya.
Hal itu terbukti dari proses perumusan misi yang relatif cepat. Tiga
misi sekolah aman dirumuskan dengan cepat. Misi yang dibuat mencakup
wilayah fisik dan non fisik. Visi dan misi telah dibuat, Pak Agus telah
berhasil melaksanakan tugasnya dengan baik. Semua bertepuk tangan.
Keriangan masih saja terlihat di wajah guru-guru siang itu.
Tantri kembali mengambil alih forum. Agenda berikutnya adalah merumuskan
program kerja awal. Karena pada tahapan sebelumya telah terjadi
disikusi yang dinamis, maka proses perumusa program kerja dapat
diselesaika denga cepat.
Secara umum program kerja di bagi kedalam dua bagian. Bagian pertama,
mengenai program kerja yang terkait dengan pembanguna fisik. Sementara
bagian kedua adala yang berkaitan dengan sumber daya manusia. Secara
umum, program sumber daya manusia dikaitkan dengan tujuan belajar
disekolah yang dibagi kedalam tiga bagian, yaitu wilayah kognitif,
apektif dan psikomotor. Untuk diwilayah kognitif disepakati untuk
membuat program kerja peningkatan pengetahuan tentang kebencanaan.
Sementara itu untuk wilayah afektifnya adalah menyiapkan mental guru dan
peserta didik dalam hal kebencanaan. Untuk wilayah psikomotrnya adalah
meningkatan kemampuan teknis guru dan peserta didik dalam menghadapi
bencana, baik sebelum bencana terjadi atau sesudah bencana
terjadi. Tanpa menyisakan perdebatan yang alot, proses perumusan program
kerja berhasil diselesaiakn dalam waktu yang tidak terlalu panjang.
Salah satu faktor penting cepatnya proses pendiskusian adalah kekompakan
dari guru-guru dalam menyatukan pendapat. Selain itu, tidak adanya
debat kusir dalam proses perumusan program kerja merupakan faktor
penyebab sesi ini menjadi cepat berlalu. Faktor selanjutnya adalah
karena proses perumusana visi dan misinya disusun dengan cukup
interaktif antar semua peserta.
Proses terakhir dari musyawarah hari hari itu adalah pendiskusian
mengenai gagasan awal dalam pembuatan prosedur tetap pemeliharaan
bangunan dan evakuasi bencana serta peringatan dini. Tantri menjelaskan
secara singkat mengenai tujuan, langkah serta beberapa contoh kecil
prosedur tetap tersebut. Lagi-lagi tanpa proses yang alot, panitia
penyusunan prosedur tetapt segera terbentuk. Pak Anang, ketua proyek
rehab sekolah didaulat untuk menjadi ketua pelaksananya.
Dengan terbentuknya panitia penyusunan prosedur tetap, tahap akhir
penyusunan perencanaan sekolah aman telah selesai dilalui. Acara
menginjak pada proses selanjutnya, yaitu proses penutupan yang akan
dilakukan oleh Bu Dahlia selaku kepala sekolah.
Namun sebelum penutupan dimulai, Tantri, mewakili kami berlima
memberikan kejutan kecil untuk Bu Dahlia. Ya, kejutan kecil tersebut
berupa ucapan selamat ulang tahun kepada Bu Dahlia yang kebetulan pada
hari tersebut sedang berulang tahun. Selain mengucapkan selamat ulang
tahun, kami juga memberikan hadiah kecil yang sudah disiapkan oleh
Tantri dan lainnya dikantor.
Menerima kejutan kecil tersebut, Bu Dahlia nampak berseri. Mimik
wajahnya memperlihatkan rasa senang karena kejutan dan hadiah kecil dari
kami. Tanpa banyak berbasa-basi, Bu Dahlia mengucapkan terimakasih
kepada kami serta langsung menutup acara musyawarah perencaaan sekolah
tersebut. Segera setalah penutupan oleh Bu Dahlia, acara dilanjutkan
dengan sesi foto bareng. Kami semua bergegas pergi kedepan kelas,
berbaris dengan manis untuk foto bersama. Segera setelah sesi foto
bareng kami semua bersalama dan saling mengucapkan terimakasih atas hari
yang luar biasa tersebut.
Proses perencanaan sekolah aman di SD Karyawinaya telah selesai
dilaksanakan. Semoha saja, perencanaan (baca :mimpi) yang dibangun di
siang bolong tersebut, tidak lantas kemudian menjadi betul-betul mimpi
disiang bolong. Kami semua anggota tim bersepakat untuk bersama-sama
dengan guru-guru di SD Karyawinaya mengembangakn sekolah yang aman.
Tidak terasa, sore telah menjelang. Cuaca panas perlahan telah berganti
dengan cuasa yang cukup sejuk. Segera saja kami bergeas mengangkut semua
perlengkapan kedalam mobil. Perjalan menyusuri jalanjalan Kabupaten
Bandung yang sunyi sekaligus riuh akan akan segera kami jelang. Ah,
semoga saja proses disekolah lain tidak jauh beda dengan di SD
Karyawinaya. Semoga tuhan selalu memberikan kemudahan kepada kami.
Sumber : Aang Kusmawan (Kab. Bandung)
Sumber : Aang Kusmawan (Kab. Bandung)